Secara garis besar, strategi pemasaran Nokia didasarkan pada tiga faktor kunci. Yang pertama adalah mendesain beragam jenis ponsel untuk semua jenis segmen pasar. Artinya ia menjalankan strategi multi product for multi market segment. Kalau kita amati, semua kelas ponsel, mulai dari kelas low end hingga kelas high end dimasuki oleh produk Nokia. Dengan strategi ini maka Nokia bisa melakukan penetrasi ke semua lapiran pasar ponsel di tanah air.
Faktor kedua adalah desain produk yang memang menarik dan elegan. Kalau kita perhatikan hampir semua produk ponsel Nokia memiliki desain yang menarik dan relatif disukai oleh pasar. Sebagian besar ponsel Nokia memiliki jenis batangan, jenis ponsel yang memang relatif disukai oleh pengguna ponsel di tanah air. Dan bukan jenis clamshell atau keong. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang strategi pemasaran,
Selain menarik dan elegan, produk Nokia juga relatif memiliki tingkat keawetan yang bagus. Artinya ponselnya tahan banting sehingga bisa digunakan dalam waktu relatif lama.
Mengingat dinamika pasar yang makin tinggi, Nokia kini juga memperkenalkan ragam produk yang menyasar pada kebutuhan gaya hidup, misal ponsel music, ponse khusus untuk chating, ataupun ponsel yang memiliki mutu kamera yang bagus.
Tentu saja Nokia harus terus melakukan inovasi produk agar bisa terus menguasai pangsa pasar ponsel di Indonesia. Kalau lalai atau lamban melakukan inovasi, produknya pasti akan segera tergilas. Kita ingat dulu Motorola pernah berjaya dalam pasar ponsel di tanah air, namun sekarang meredup. Demikian juga ponsel merk Siemens, dulu sempat disukai oleh pasar, tapi sekarang hilang. Semua ini terjadi karena mereka gagal melakukan inovasi, dan terlambat melakukan perubahan untuk merespon dinamika perkembangan pasar. Agar terus berjaya, Nokia harus selalu mendesain strategi pemasaran yang akurat dan jitu
STRATEGI PEMASARAN TELKOM:
Pasar telekomunikasi Indonesia
mempunyai tingkat penetrasi yang rendah untuk sambungan telepon tidak bergerak,
penetrasi menengah ke atas untuk bisnis nirkabel (Seluler/GSM dan akses telepon
tidak bergerak nirkabel), dan tingkat penetrasi rendah untuk bisnis pita lebar.
TELKOM berharap bahwa bisnis pita lebar, dan layanan korporasi akan menjadi
pendorong pertumbuhan berikutnya dan terus berlanjut untuk menawarkan peluang
pertumbuhan di masa depan. TELKOM berharap bahwa layanan kabel tidak bergerak,
nirkabel, pita lebar dan korporasi akan terus memberikan kontribusi yang besar
kepada pendapatan operasi dalam waktu dekat ini. Untuk mendukung semua itu,
TELKOM telah mengembangkan strategi bisnis guna mempertahankan pelanggan saat
ini, menarik pelanggan baru dan merebut kembali pelanggan yang beralih kepada pesaing,
dan terus melakukan penetrasi pasar melalui pengelolaan hubungan dengan
pelanggan, kepemimpinan produk dan diversifikasi, harga yang bersaing, dan
jalur distribusi satu pintu. Strategi ini bertumpu pada pertumbuhan pasar
seperti pita lebar dan layanan korporasi yang merupakan strategi pertumbuhan
yang mencakup "mempertahankan bisnis inti dengan mempertahankan
pelanggan", "memanfaatkan sepenuhnya seluruh potensi produk
TELKOMGroup" dan "memperluas lingkup penawaran dan kapasitas guna
menelusuri peluang pertumbuhan di masa mendatang." Untuk bisnis nirkabel,
strateginya adalah untuk menyelaraskan bisnis seluler dan telepon tidak
bergerak nirkabel, sehingga sinergi yang maksimal dapat tercapai. Fokus untuk
strategi bisnis telepon tidak bergerak kabel berbeda, yaitu pada produktivitas
biaya, karena bisnis ini mengalami penurunan. Sebagai tambahan terhadap
strategi yang fokus kepada memperkokoh bisnis inti, TELKOM juga berusaha
mengembangkan area-area baru pertumbuhan sebagai langkah berikutnya dengan memasuki
industri yang memiliki kedekatan, untuk meraih peluang di bidang layanan TI
serta media dan bisnis edutainment.
Seluruh strategi di atas
dikembangkan untuk mendukung visi TELKOM "menjadi perusahaan InfoComm
terkemuka di kawasan regional" dengan misi "menyediakan layanan
InfoComm terpadu dan lengkap dengan kualitas terbaik dan harga kompetitif"
dan "menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia".
STRATEGI
PEMASARAN NESTLE:
Nestle
menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi, dengan
mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing-masing unit bisnis
sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi di
masing-masing negara. Untuk mengkoordinasikan seluruh unit bisnisnya di seluruh
dunia maka dibutuhkan peranan sistem teknologi informasi yang bisa
mengkoordinasikan seluruh aktivitas bisnis agar diperoleh competitive
advantage.
Memilih atau
membangun strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu periode waktu menjadi
kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer Nestle. Perusahaan Nestle yang
telah melakukan diversifikasi bisnis, memiliki dua tingkatan strategi: strategi
unit bisnis (competitive strategy) yang menitik-beratkan pada upaya membangun
keunggulan di setiap bidang usaha yang digeluti, dan strategi korporasi yang
menentukan berbagai bisnis yang akan diusahakan termasuk pengelolaan
keseluruhan portofolio bisnis perusahaan tersebut. Satu hal yang perlu
dicermati, kompetisi terjadi pada level unit bisnis, perusahaan induk tidak
terlibat langsung dalam persaingan. Strategi korporasi berpeluang sukses jika
memberi perhatian utama pada pemeliharaan keunggulan tiap–tiap unit bisnis.
Pertimbangan
lain dalam membangun strategi korporasi adalah apakah unit bisnis baru dapat
menghasilkan keunggulan bersaing dari hubungannya dengan unit-unit bisnis lain
atau dengan induk perusahaan. Ada empat konsep strategi korporasi yang telah
banyak diaplikasikan: portfolio management, restructuring, transferring skills,
dan sharing activities. Portfolio management mendasarkan pada sejumlah asumsi
vital. Diversifikasi dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti akuisisi,
merger, atau membangun unit bisnis baru (greenfield company).
Melalui strategi restructuring, perusahaan Nestle mencari perusahaan yang tidak terlalu maju (undeveloped), sedang sakit, atau yang sedang menghadapi kesulitan akibat perubahan lingkungan bisnis yang tidak dapat diatasi. Perusahaan induk Nestle melakukan intervensi dengan mengubah tim manajemen, mengubah strategi bisnis, memasukkan (infused) teknologi baru, atau menjual/menutup unit-unit yang tidak efisien atau yang tidak terkait langsung dengan kompetensi inti unit bisnis terkait. Dalam transferring skills, terjadi sinergi dan proses aktif untuk mengubah strategi atau operasional unit bisnis. Proses perubahan dalam suatu unit bisnis sebagai sasaran transfer ketrampilan harus spesifik dan dapat dikenali. Hampir mirip dengan transferring skills, dalam sharing activities antar unit bisnis menggunakan beberapa sumber daya dalam value chain secara bersama. Selain konsep strategi-strategi di atas Nestle menggunakan strategi merek monolitik, dualitik atau multilitik yang bergantung pada keseimbangan antara investasi finansial yang ditanamkan dengan manfaat strategis dan finansial yang hendak dicapai dari investasi ini. Lantaran strategi merek monolitik dan dualitik memakai satu nama merek yang sama untuk berbagai produk, nilai merek (brand value) dari merek yang sukses diharapkan bisa dieksploitasi. Kapitalisasi pada nama merek bisa menghasilkan keuntungan finansial yang signifikan terhadap pengembangan merek yang sifatnya berkelanjutan.
Melalui strategi restructuring, perusahaan Nestle mencari perusahaan yang tidak terlalu maju (undeveloped), sedang sakit, atau yang sedang menghadapi kesulitan akibat perubahan lingkungan bisnis yang tidak dapat diatasi. Perusahaan induk Nestle melakukan intervensi dengan mengubah tim manajemen, mengubah strategi bisnis, memasukkan (infused) teknologi baru, atau menjual/menutup unit-unit yang tidak efisien atau yang tidak terkait langsung dengan kompetensi inti unit bisnis terkait. Dalam transferring skills, terjadi sinergi dan proses aktif untuk mengubah strategi atau operasional unit bisnis. Proses perubahan dalam suatu unit bisnis sebagai sasaran transfer ketrampilan harus spesifik dan dapat dikenali. Hampir mirip dengan transferring skills, dalam sharing activities antar unit bisnis menggunakan beberapa sumber daya dalam value chain secara bersama. Selain konsep strategi-strategi di atas Nestle menggunakan strategi merek monolitik, dualitik atau multilitik yang bergantung pada keseimbangan antara investasi finansial yang ditanamkan dengan manfaat strategis dan finansial yang hendak dicapai dari investasi ini. Lantaran strategi merek monolitik dan dualitik memakai satu nama merek yang sama untuk berbagai produk, nilai merek (brand value) dari merek yang sukses diharapkan bisa dieksploitasi. Kapitalisasi pada nama merek bisa menghasilkan keuntungan finansial yang signifikan terhadap pengembangan merek yang sifatnya berkelanjutan.
STRATEGI PEMASARAN ORANG TUA GROUP [OT Group]:
Berikut adalah delapan poin strategi digital marketing OT Group.
Selamat membaca dan menyerap ilmunya1. Collaborate with customers
Strategi ini diterapkan pada brand wafer Tango. Pada bulan Agustus 2012 wafer Tango membuat crowdsourcing music video yang bertajuk #1Cinta1Indonesia. Harapan adanya crowdsource tersebut adalah customers dapat turut berpartisipasi dalam kampanye tersebut. Alhasil, ratusan users pun berpartisipasi untuk membuat music video tersebut. Kampanye ini bermodal murah, tapi ramai dibicarakan. Sungguh asyik bukan? Terlebih lagi kita bisa berkolaborasi dengan ratusan ribu customers, baik yang turut mengunggah video maupun yang sekadar menonton saja.
2. Keep up with trend
Tren merupakan faktor yang amat sangat berpengaruh dalam mendongkrak kesuksesan sebuah kampanye. Cara yang patut ditempuh agar kampanye kita ingin cepat booming mau tak mau ya harus mengikuti tren. Permen Mintz dalam melakukan kampanyenya memanfaatkan tren planking sebagai topik utama kampanye. Permen Mintz pun mengadakan kontes Planking Gokilz melalui Facebook. Peserta kontes tersebut diminta membuat video bergaya orang berbaring dengan tangan dan kaki lurus seperti papan. Video dan gaya yang paling gokil akan menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah menarik. Akhirnya, tercatat ada 311 peserta yang berpartisipasi dalam kontes ini. Pemenang kontes ini pun akan mempunyai kesempatan “nongol ” di iklan TV permen Mintz selanjutnya. Inilah kontes yang sangat cocok bagi mereka yang punya jiwa “banci tampil” maksimal!
3. Integrated online with offline
Kampanye online tak bisa berdiri sendiri tanpa didukung dengan offline. Aktivitas marketing online dan offline memang harus sejalan. Hal tersebut diimplementasikan oleh OT Group dalam melakukan kampanye produk permen Kurang Asem varian baru, yakni rasa rujak. Mereka membuat promosi menggunakan truck branding, yakni dengan membuat wallpaper iklan produk pada truk-truk. Kampanye offline tersebut kemudian mereka integrasikan dengan online. Idenya, wallpaper produk yang ada pada truk tersebut dicantumkan kalimat “@KurangAsem #HotRujak emang paling hot!!!”. Untuk lebih meyakinkan, biasanya tweeps juga mencantumkan foto truck branding Kurang Asem yang dilihatnya. Jadi, konsumen yang melihat truck branding tersebut harus nge-tweet kalimat tersebut. Mereka yang nge-tweet berkesempatan untuk memenangkan hadiah. Hal ini dilakukan supaya marketer mengetahui seberapa banyak orang yang melihat dan memiliki awareness terhadap truck branding tersebut. Dengan begitu, kampanye truck branding Kurang Asem akan dapat diketahui tingkat keefektifitasannya. Hasilnya, banyak orang yang nge-tweet dari truck branding tersebut, bahkan setiap hari. Permen Kurang Asem pun mendapatkan lebih dari 1500 daily impressions dan lebih dari 225.000 total impressions dalam waktu lima bulan saja.
4. Ask, have a clear call-to-action
Jika kita ingin customers melakukan sesuatu untuk kita, tanyakanlah. Jika kita tidak menanyakan, kita tak akan mendapatkan apa-apa. Namun, yang perlu diingat adalah ketika kita minta atau menanyakan sesuatu maka harus jelas. Pada poin ini, permen Mintz ingin berbagi kisah. Suatu kali, permen mintz menggunakan akun twitter bernama @Mintz_ yang sebenarnya mereka ingin menamai akun mereka dengan @Mintz. Sayangnya nama akun @Mintz sudah punya pemiliknya, yakni Matt, pria yang berdomisili di Amerika. Suatu kali Matt pun nge-tweet kalau banyak sekali orang-orang yang mention dia dengan bahasa yang tidak ia mengerti (Bahasa Indonesia). Ternyata bertubi-tubi tweet tersebut bersumber dari orang-orang Indonesia yang niatnya ingin mention akun permen Mintz, tetapi salah mention. Harusnya mention ke @Mintz_ tetapi mereka melupakan underscore di belakangnya hingga jadilah @Mintz.
Akhirnya akun permen Mintz memohon kepada Matt untuk mengganti nama akunnya dan memberikan nama akun @Mintz kepada pihak permen Mintz supaya Matt tidak mendapat mention yang sebenarnya tidak ditujukan untuk dia. Matt pun menyetujui permintaan tersebut dengan syarat ia dikirimkan produk permen Mintz. Pihak permen Mintz kemudian mengirimkan satu bungkus permen Mintz ke negeri Paman Sam untuk diberikan kepada Matt. Ternyata, Matt pun sangat menyukai permen Mintz. Ia nge-tweet kea kun permen Mintz dan memberikan pujian serta rasa terima kasih. Katanya “permen Mintz sangat enak sekali. Terima kasih. Saya harap permen ini dijual di Amerika.
Nah cerita tersebut menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu menggunakan call to action yang jelas. Tidak hanya untuk memasarkan produk kita, call-to-action secara general pun diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah, seperti masalah di atas. Dengan call-to-action yang jelas dan sedikit negosiasi yang baik masalah tersebut dapat diselesaikan tanpa adanya kesalahpahaman.
5. Listen
Saat iklan permen Mintz mulai ditayangkan di televise, banyak masyarakat yang berkomentar mengenai iklan tersebut. Kontan, iklan permen Mintz pun kerap menjadi bahan pembicaraan. Orang-orang banyak berkomentar bahwa iklan permen Mintz “aneh” dan “gajebo” lah pokoknya. Hal ini disebabkan memang iklan tersebut yang isinya yang “gak jelas”.
“Ini pensil. Ini perment Mintz. Daripada gigit pensil, mending gigit Mintz. Jelek iklannya? Biarin. Yang penting Mintz. Permen enak… Permen enak…”
Semua pasti tahu iklan itu, bagaimana ekspresi talentnya dan gaya bicaranya yang turut membumbui ketidakjelasan iklan itu. Namun, faktanya justru yang “aneh” dan “gak jelas” itulah yang mudah diingat oleh masyarakat. Pihak permen Mintz pun memanfaatkan kenyataan itu untuk mendongkrak sebuah kampanye mereka. Mereka menantang para konsumen untuk membuat video iklan permen Mintz dengan gaya unik masing-masing dan yang pasti harus “gak jelas”. Nyatanya, mereka semua tertantang. Alhasil terkumpul 154 video dengan total 70.974 views dan 25.702 exposure di Kaskus. Mencengangkan!
6. What’s in it for your consumers
Konsumen tentunya menyukai hiburan. Hadirnya sebuah konten yang menghibur dalam sebuah kampanye online marketing merupakan satu daya tarik untuk mempertahankan konsumen dan menjaring konsumen baru yang kian waktu kian meningkat jumlahnya. Konsep content that entertain diterapkan oleh permen Kurang Asem pada websitenya www.kurangasem.com. Website tersebut memanjakan konsumen dengan beragam fitur dan hadiah menarik dengan berbagai tantangan dan kuis yang ada. Selain itu, akun twitter mereka @KurangAsem juga mengusung tema hiburan yang notabene isinya sebagian besar didominasi oleh konten-konten humor ketimbang kampanye produk yang terang-terangan.
7. Social media engagement
Dalam setiap kegiatan branding di social media, pastikan bahwa konsumen ikut merasa terlibat di dalamnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengolah konten yang ada hingga menjadi konten yang dirasa mewakili konsumen. Contoh kasusnya dapat kita lihat pada akun Facebook Prenagen World. Aktivitas Prenagen World di Facebook turut mewakili konsumennya karena konten yang ada di dalamnya mengandung tips-tips dan konten edukasi yang sangat bermanfaat seputar ibu hamil dan menyusui. Konten yang sangat bermanfaat tersebut secara otomatis dapat menjaring banyak konsumen karena konten tersebut memberikan manfaat yang nyata bagi para konsumen. Alhasil tahun ini akun Prenagen World menduduki peringkat satu dalam Top 5 Facebook Brands versi Socialbakers.
8. Take care of your loyal customers
Ketika kita telah mendapatkan konsumen yang potensial dan loyal pada brand kita, yang harus dilakukan adalah mempertahankannya. Jangan sampai konsumen yang sudah ada kemudian pergi menjauh dari brand yang kita punya dengan alas an tertentu yang berkaitan dengan kepuasan konsumen tentunya. Maka dari itu, penting sekali untuk memonitori para konsumen mengenai apa yang mereka butuhkan dan inginkan seiring dengan perkembangan zaman. Selain itu perlu juga untuk memonitori tingkat loyalitas mereka pada produk kita. Salah satu sistem yang biasa dipakai untuk mengukur loyalitas pelanggan adalah dengan Net Promoter System (NPS). NPS pada intinya merupakan sebuah system yang dapat mengukur loyalitas konsumen berdasarkan skor yang kemudian dikelompokkan akan disortir ke dalam kategori konsumen. Untuk lebih jelasnya silakan berselancari di link ini http://www.netpromotersystem.com atau link lainnya yang berkeenaan dengan NPS. Selamat berselancar
Strategi Pemasaran Bank Mandiri: di tengah makin kritis dan modern-nya masyarakat terhadap kualitas layanan dalam bidang perbankan sangatlah diperlukan bagi kesuksesan bank nasional tersebut.
Salahsatu Strategi Pemasaran Bank Mandiri yang efektif adalah egera berbenah diri untuk segera berupaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Survei yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nasabah, seringkali akan mengeluhkan kualitas jasa apabila prosedur transaksi keuangan terkesan kurang tertata
Jika Anda ingin mendapatkan materi presentasi yang bagus tentang management skill, strategi bisnis dan personal development, Strategi Pemasaran Bank Mandiri juga diperlukan untuk menghindari complain yang berkaitan dengan sulitnya mendapatkan informasi dan komplain terhadap fasilitas nilai produk yang ditawarkan.
Diperlukan kepastian adanya fasilitas ATM yang memadai, fasilitas nilai parker yang baik, keamanan kendaraan dan tersedianya berbagai loket pembayaran yang khusus seperti pembayaran untuk rekening listrik dan sebagainya.
Sebelum menetapkan Strategi Pemasaran Bank Mandiri perlu dilakukan kajian awal tentang kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan bank. Pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan metode analisis service (servqual).
Perhitungan dilakukan dengan mengitung perbedaan permanen antara penilaian yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pasangan pernyataan terhadap ekspektasi. Selain itu perlu dilakuakn analisis persamaan persepsi dengan model pendekatan yang dapat diterima oleh masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan tersebut.
Selanjutnya hasil kajian menggunakan Servqual tersebut akan dapat dimanfaatkan dalam menyusun Strategi Pemasaran Bank Mandiri.
Jika Anda ingin mendapatkan materi presentasi yang bagus tentang management skill, strategi bisnis dan personal development,
Strategi Pemasaran Bank Mandiri yang baik adalah yang didasarkan pada kualitas kesamaan dengan model pendekatan perbankan tertentu sebagai standar.
Hasil kajian dapat berupa karakteristik yang berkaitan langsung dengan segmen masyarakat pengguna jasa perbankan dengan catatan bahwa variable-variable yang menjadi prioritas akan segera diperbaiki.
Dalam penyusunan Strategi Pemasaran Bank Mandiri dapat dilakukan lebih dahulu pengurutan terhadap lima dimensi utama kualitas jasa yang dapat berupa dimensi pertanggungjawaban sebagai prioritas untuk ditingkatan. Profil nasabah dapat memiliki factor pengaruh jenis kelamin, usia,
transaksi / bulan, status, pendidikan terakhir dan lama menjadi. Selanjutnya untuk keperluan penentuan Strategi Pemasaran Bank Mandiri dapat dilakukan Analisis SWOT menghasilkan strategi mana yang paling cocok untukdilakukan.
Rekomendasi yang dihasilkan analisis SWOT dapat berupa pilihan Strategi Stabilitas yaitu mempertahankan kekuatan yang ada berusaha mengatasi ancaman yang ada. Adapun implementasinya dapat dalam bentuk Strategi pelayanan, Promosi, harga, jemput bola Dan Strategi ekspansi yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar